Container Icon

Surga di Telapak Kaki Ibu


Ungkapan tersebut pertama kali saya dapatkan dahulu,waktu masih duduk di SD. Sempat ngga ‘ngeh’. Sampai-sampai saya amati telapak kaki ibu, berharap ada semacam layar TV yang mempertontonkan surga disana.
Seiring berjalannya waktu, akhirnya saya memperoleh pengertian tentang ‘surga di telapak kaki ibu’ (SDTKI). Bahwa sebagai anak kita tidak boleh menyakiti hati ibu. Berbuat durhaka, atau apapun yang menyebabkan ibu marah apalagi menangis. Sebab jika kita sebagai anak sudah berani menyakiti hati ibu, maka kita tidak akan masuk surga. Alias neraka balasannya.
Pengertian ini saya dapatkan di sekolah, pada pelajaran agama. Juga dari buku-buku dan komik-komik. Cerita tentang Malin Kundang yang jadi batu, Si Boncel yang berpenyakit kulit, dan seorang pejuang Islam di jaman Rasulullah SAW yang tersiksa luar biasa dalam menghadapi sakaratul maut karena durhaka kepada ibunya.
Namun kini pengertian saya terhadap SDTKI berubah. Mungkin karena melihat fenomena sekarang yang justru lebih banyak ibu yang durhaka kepada anaknya. Seperti ibu yang membuang bayinya, menganiaya anaknya, berkata super kasar hingga hati anaknya tersakiti, menelantarkan dan masih banyak lagi. Hal ini membuat saya bertanya-tanya dalam hati, apakah ibu yang begini bisa memberi ‘rekomendasi’ anaknya masuk surga? Kalaupun kelak sang anak menjadi anak yang tidak sopan-santun bahkan menyakiti ibunya, saya anggap wajar. Ada sebab, ada akibat.
Saya mencoba melihat dari sisi lain. Sudut pandang seorang ibu yang dititipi amanah olehNya.
Telapak kaki digunakan untuk melangkah. SDTKI katanya.Kemanapun telapak kaki itu dijejakkan, surga berada disana. Jadi, kemanapun si ibu pergi, disanalah surga harus tercipta.
Sederhananya, surga adalah tempat dimana segala kesenangan dan kebahagiaan berada. Jadi dimanapun telapak kaki ibu menjejak, disanalah seharusnya kesenangan dan kebahagiaan bagi anak-anaknya tercipta.
Contoh kecilnya, memberi makanan dengan gizi yang baik, rasa yang enak dengan tampilan menarik. Membuat suasana rumah nyaman. Bermain dan belajar bersama secara menyenangkan.
Itu surga dunia.
Ibu juga harus menciptakan ‘jalan’ bagi anak-anaknya untuk mencapai surga dalam arti sebenarnya. Yaitu kebahagiaan abadi di akhirat sana. Ibu harus memberikan pendidikan agama untuk anak-anaknya. Pemberi contoh pertama bagaimana menjadi hamba Allah yang seharusnya. Mau ngga mau ibu harus jadi uswatun hasanah bagi anak-anaknya.
Dari sejak anaknya membuka mata hingga menutup mata, ibu mempunyai tanggung jawab untuk membahagiakannya. Bukan untuk memanjakannya sepanjang waktu, atau bahkan menuruti segala keinginan anak. Tapi menuntunnya untuk bisa berbahagia di dunia dan akhirat. Berbahagia dalam segala kondisi apapun di dunia. Dengan cara mengajar anak-anaknya selalu bersyukur dengan segala apa yang diperoleh.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

12 Azab Meninggalkan Sholat


Dalam sebuah hadist Rasulullah pernah beersabda : “Barangsiapa yang meninggalkan sholat, maka akan mengenakan 12 azab kepadanya”. 3 darinya akan dirasakan semasa didunia ini antaranya:
  1. Allah akan menghilangkan berkah dari usahanya dan begitu juga rezekinya.
  2. Allah akan mencabut cahaya hidayah dari dalam dirinya.
  3. Dia akan dibenci oleh orang-orang yang beriman.
3 macam bahaya adalah ketika dia hendak mati, antaranya :
  1. Roh dicabut ketika dia didalam keadaan yang sangat haus walaupun ia telah meminum seluruh air.
  2. Dia akan merasa yang amat pedih ketika roh dicabut keluar
  3. DIa akan dirisaukan akan hilang imannya.
3 Macam bahaya yang akan dihadapinya ketika berada di dalam kubur, antaranya :
  1. Dia akan merasa susah terhadap pertanyaan malaikat munkar dan nakir yang sangat kejam.
  2. Kuburnya akan menjadi gelap gulita.
  3. Kuburnya akan menghimpit sehingga semua tulang rusuknya berkumpul (seperti jari ketemu jari).
3 azab lagi nanti dihari kiamat, antaranya :
  1. Hisabnya menjadi sangat berat.
  2. Allah sangat murka kepadanya.
  3. Allah akan menyiksanya dengan bara api neraka

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Balasan Pahala Bagi yang Beribadah Puasa


Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan akan berlipat menjadi 10 kebaikan sampai 700 kali lipat. Allah ta’ala berkata: ‘Kecuali Puasa,.. simak selengkapnya.
Puasa Tidak Sekedar Menahan Makan dan Minum
Puasa merupakan ibadah yang sangat dicintai Allah ta’ala. Hal ini sebagaimana tersebut dalam sebuah hadits dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشْرُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ. قَالَ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ: إِلاَّ الصَّوْمَ، فَإِنَّهُ لِيْ وَأَنَا أَجْزِي بِهِ، يَدَعُ شَهْوَتَهُ وَطَعَامَهُ مِنْ أَجْلِي
Setiap amalan anak Adam akan dilipatgandakan pahalanya, satu kebaikan akan berlipat menjadi 10 kebaikan sampai 700 kali lipat. Allah ta’ala berkata: ‘Kecuali puasa, maka Aku yang akan membalas orang yang menjalankannya karena dia telah meninggalkan keinginan-keinginan hawa nafsunya dan makannya karena Aku’.” (Shahih, HR. Muslim)
Hadits di atas dengan jelas menunjukkan betapa tingginya nilai puasa. Allah ta’ala akan melipatgandakan pahalanya bukan sekedar 10 atau 700 kali lipat namun akan dibalas sesuai dengan keinginan-Nya Ta’ala. Padahal kita tahu bahwa Allah ta’ala Maha Pemurah, maka Dia tentu akan membalas pahala orang yang berpuasa dengan berlipat ganda.
Hikmah dari semua ini adalah sebagaimana tersebut dalam hadits, bahwa orang yang berpuasa telah meninggalkan keinginan hawa nafsu dan makannya karena Allah Ta’ala. Tidak nampak dalam dzahirnya dia sedang melakukan suatu amalan ibadah, padahal sesungguhnya dia sedang menjalankan ibadah yang sangat dicintai Allah ta’ala dengan menahan lapar dan dahaga. Sementara di sekitarnya ada makanan dan minuman.
Di samping itu dia juga menjaga hawa nafsunya dari hal-hal yang bisa membatalkan puasa. Semua itu dilakukan karena mengharapkan keridhaan Allah Ta’ala dengan meyakini bahwa Allah Ta’ala mengetahui segala gerak-geriknya.
Di antara hikmahnya juga yaitu karena orang yang berpuasa sedang mengumpulkan seluruh jenis kesabaran di dalam amalannya. Yaitu sabar dalam taat kepada Allah Ta’ala, dalam menjauhi larangan, dan di dalam menghadapi ketentuan taqdir-Nya Ta’ala. Allah Ta’ala berfirman:
إِنَّمَا يُوَفَّى الصَّابِرُوْنَ أَجْرَهُمْ بِغَيْرِ حِسَابٍ
Sesungguhnya akan dipenuhi bagi orang-orang yang sabar pahala mereka berlipat ganda tanpa perhitungan.” (Az-Zumar: 10)
Perlu menjadi catatan penting bahwa puasa bukanlah sekedar menahan diri dari makan, minum dan hal-hal lainnya yang membatalkan puasa. Orang yang berpuasa harus pula menjaga lisan dan anggota badan lainnya dari segala yang diharamkan oleh Allah Ta’ala namun bukan berarti ketika tidak sedang berpuasa boleh melakukan hal-hal yang diharamkan tersebut.
Maksudnya adalah bahwa perbuatan maksiat itu lebih berat ancamannya bila dilakukan pada bulan yang mulia ini, dan ketika menjalankan ibadah yang sangat dicintai Allah Ta’ala. Bisa jadi seseorang yang berpuasa itu tidak mendapatkan faidah apa-apa dari puasanya kecuali hanya merasakan haus dan lapar. Na’udzubillahi min dzalik.
Untuk itu ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh orang yang berpuasa agar mendapatkan balasan dan keutamaan-keutamaan yang telah Allah ta’ala janjikan. Diantaranya:
1. Setiap muslim harus membangun ibadah puasanya di atas iman kepada Allah Ta’ala dalam rangka mengharapkan ridha-Nya, bukan karena ingin dipuji atau sekedar ikut-ikutan keluarganya atau masyarakatnya yang sedang berpuasa. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ إِيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ
Barang siapa yang berpuasa Ramadhan karena iman dan mengharap pahala dari Allah Ta’ala, akan diampuni dosa-dosanya yang telah lalu.” (Muttafaqun ‘alaih)
2. Menjaga anggota badannya dari hal-hal yang diharamkan Allah k, seperti menjaga lisannya dari dusta, ghibah, dan lain-lain. Begitu pula menjaga matanya dari melihat orang lain yang bukan mahramnya baik secara langsung atau tidak langsung seperti melalui gambar-gambar atau film-film dan sebagainya. Juga menjaga telinga, tangan, kaki dan anggota badan lainnya dari bermaksiat kepada Allah Ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُّوْرِ وَالْعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ للهِ حَاجَةٌ فِيْ أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
Barangsiapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatannya, maka Allah Ta’ala tidak peduli dia meninggalkan makan dan minumnya.” (Shahih HR. Al-Bukhari no. 1804)
Maka semestinya orang yang berpuasa tidak mendatangi pasar, supermarket, mal, atau tempat-tempat keramaian lainnya kecuali ada kebutuhan yang mendesak. Karena biasanya tempat-tempat tersebut bisa menyeretnya untuk mendengarkan dan melihat perkara-perkara yang diharamkan Allah Ta’ala. Begitu pula menjauhi televisi karena tidak bisa dipungkiri lagi bahwa efek negatifnya sangat besar baik bagi orang yang berpuasa maupun yang tidak berpuasa.
3. Bersabar untuk menahan diri dan tidak membalas kejelekan yang ditujukan kepadanya.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda dalam hadits Abu Hurairah radiyallahu ‘anhu:
الصِّيَامُ جُنَّةٌ فَإِذَا كَانَ يَوْمُ صَوْمِ أَحَدِكُمْ فَلاَ يَرْفُثْ يَوْمَئِذٍ وَلاَ يَصْخَبْ فَإِنْ سَابَّهُ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَهُ فَلْيَقُلْ إِنِّي امْرُؤٌ صَائِمٌ
Puasa adalah tameng, maka apabila salah seorang dari kalian sedang berpuasa janganlah dia berkata kotor dan janganlah bertengkar dengan mengangkat suara. Jika dia dicela dan disakiti maka katakanlah saya sedang berpuasa.” (Shahih, HR. Muslim)
Dari hadits tersebut bisa diambil pelajaran tentang wajibnya menjaga lisan. Apabila seseorang bisa menahan diri dari membalas kejelekan maka tentunya dia akan terjauh dari memulai menghina dan melakukan kejelekan yang lainnya.
Sesungguhnya puasa itu akan melatih dan mendorong seorang muslim untuk berakhlak mulia serta melatih dirinya menjadi sosok yang terbiasa menjalankan ketaatan kepada Allah k. Namun mendapatkan hasil yang demikian tidak akan didapat kecuali dengan menjaga puasanya dari beberapa hal yang tersebut di atas.
Puasa itu ibarat sebuah baju. Bila orang yang memakai baju itu menjaganya dari kotoran atau sesuatu yang merusaknya, tentu baju tersebut akan menutupi auratnya, menjaganya dari terik matahari dan udara yang dingin serta memperindah penampilannya. Demikian pula puasa, orang yang mengamalkannya tidak akan mendapatkan buah serta faidahnya kecuali dengan menjaga diri dari hal-hal yang bisa mengurangi atau bahkan menghilangkan pahalanya.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

PRINSIP-PRINSIP BERAMAL SHOLEH AGAR DITERIMA ALLAH SWT

Rasulullah saw bersabda sebagaimana yang diriwayatkan oleh Imam Muslim tentang pentingnya untuk sesalu melakukan aktifitas yang membuahkan amal sholeh, karena dengan amalan sholeh itu akan membuat para pelakunya semakin dekat dengan Allah swt sehingga akan dapat meningkatkan keimanan dan ketaqwaanya, tetapi bila yang terjadi sebaliknya maka akan menyebabkan para pelakunya itu bisa-bisa akan kehilangan iman dan taqwa.
“Bersegeralah kamu beramal sholeh karena akan datang (terjadi) fitnah-fitnah laksana serpihan malam gulita, dimana seseorang pada pagi hari beriman, namun sore harinya kafir. Sore beriman, pada pagi harinya kafir, ia rela menjual agamanya dengan harta benda dunia “.
Dari hadis Rasulullah tersebut diatas memberikan gambaran bahwa setiap saat manusia akan senantia dihadapkan pada suatu permasalahan yang membuat mereka terlena dengan permainan dunia yang menyesatkan, karena pada diri manusia itu memiliki nafsu. Selain itu syetan senantiasa berusahan untuk menggoda manusia agar menuruti hawa nafsunya sehingga manusia itu rela meninggalkan ajaran Allah swt hanya berusaha untuk mendapatkan kenikmatan dunia yang sementara yang sesungguhnya tidak dapat memberikan jaminan kebahagiaan baik mulai di dunia hingga di akherat kelak.
Setiap manusia tentu saja amat mendambakan kebahagiaan, tidak hanya bahagia di dunia tetapi juga di akherat. Namun hal itu harus di capai tidak hanya dengan doa tetapi harus dengan usaha yang sungguh-sungguh dalam hidup di dunia ini, yaitu dengan amal sholeh yang sebanyak-banyaknya.
Allah Swt berfirman dalam surat Anahl : 97
”97. Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, Maka Sesungguhnya akan kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan Sesungguhnya akan kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang Telah mereka kerjakan.
Manakala seorang muslim telah beramal sholeh dengan sebanyak-banyaknya, maka dia akan mendapatkan kesempatan bisa berjumpa dengan Allah Swt. 
Allah Swt berfirman di dalam surat Al kahfi : 110
”110. Katakanlah: Sesungguhnya Aku Ini manusia biasa seperti kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". barangsiapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya".
Karena begitu pentingnya kedudukan amal sholeh dalam kehidupan manusia di dunia dan akherat, maka setiap kita harusberusaha jangan sampai amal yang telah kita kerjakan itu menjadi sia-sia, takada nilai apa-apa di sisi Allah. Oleh karena setiap kita harus memahami prinsip-prinsip amal sholeh dan berusaha mewujudkanya dalam kehidupan ini. Diantara prinsip amal sholeh yang harus mendapatkan perhatian kita semua yaitu :
1. Ikhlas karena Allah Swt
Ikhlas adalah salah satu sarat mutlak diterimanya suatu amal seorang muslim,amal apapun yang dikerjakan manusia meskipun banyak dan baik tetapi jika tidak dilandasi oleh keikhlasan maka tidak akan membuahkan amal sholeh dan tidak ada nilai pahala sedikitpun di hadapanAllah Swt meskipun di mata manusiadia dianggap telah melakukan amal sholeh yang banyak.
Allah Swt berfirman di dalam surat Al Bayyinah : 5
“5. Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus[1595], dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.
Dengan keikhlasan yang tulus, meskipun pelaksanaan ajaran Islam itu ada yang berat, akan ringan rasanya dan sebaliknya bila tanpa keikhlasan, meskipun sebenarnya pelaksanaan ajaran Islam itu ada yang ringan menjadi berat rasanya.
2. Benar cara melaksanakanya
Yang dimaksudkan benar cara melaksanakannya adalah bahwa setiap amal kebaikan itu harus dilakukukan sesuai dengan apa yang telah di contohkan oleh Rasulullah saw, karena bila amal kebaikan itu dilakukan tanpa ada ilmu yang telah di contohkan oleh Rasulullah makatidak akan ada nilai amal sholehnya. Hal ini sesuai dengan hadist Rasululloh Saw yang artinya :
”Barang siapa menimbulkan sesuati yang baru dalam urusan (agama) kita yang bukan dari ajaranya, maka tertolak (HR.Bukhari)”
3. Tujuanya hanya untuk mencari ridhlo Allah Swt
Semua amal yang tidak didasarkan untuk mencari ridhlo Allah Swt atau apalagi dengan maksud untuk mendapatkan pujian dari manusia, harta, tahta dan sebagainya maka amal itu tidak membuahkan amal sholeh. Apa lagi jika mala yang dilakukan itu atas dasar riya ( ingin mendapatkan pujian manusia) sangat tidak dibenarkan oleh Allah Swt. Disamping amalnya baiknya tidak bernilai apa-apa, orang yang riyak juga dicap oleh Allah Swt sebagai pendusta agama.
Allah Swt berfirman di dalam surat Al Al maa’uun : 4-7
“4. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, Orang-orang yang berbuat riya, Dan enggan (menolong dengan) barang berguna



Allah Swt berfirman di dalam surat Al Bakharah : 264
”264. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menghilangkan (pahala) sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima), seperti orang yang menafkahkan hartanya Karena riya kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu seperti batu licin yang di atasnya ada tanah, Kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, lalu menjadilah dia bersih (Tidak bertanah). mereka tidak menguasai sesuatupun dari apa yang mereka usahakan; dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang kafir.

4. Tidak merasa sudah banyak amal sholeh yang dilakukan
Kenapa perasaan seperti ini harus dihilangkan dari hati manusia, karena jika manusia telah merasa bahwa mereka telah melakukan banyak beramal sholeh akan menyebabkan sudah cukup banyak pahala yang diperoleh sehingga akan melemahkan semangat untuk beramal sholeh lagi. Tetapi jika sebaliknya maka manusia akan terus berusaha memperbanyak amalan sholeh karena merasa masih kurang, selain itu semakin banyak nilai amal sholeh yang telah dilakukan, maka manusia akan semakin dinilai bertaqwa kepada Allah dan akan menjadi orang yang paling mulia di sisi Allah Swt. Allah sendiri juga tidak menetapkan berapa banyak nilai pahala dari amal sholeh yang harus dibawanya agar bisa dimasukan ke dalam surga. Yang pasti semakin banyak pahala, tentu semakin terasa nikmat kehidupan manusia di akherat kelak.
Allah Swt berfirman di dalam surat Al Hujuraat : 13
”13. Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.”

5. Segera mungkin melaksanakanya
Karena manusia itu tidak tahu kapan datangnya kematian dan berapa lama mereka akan hidup, maka segerakanlah untuk melakukan amal sholeh dan jangan di tunda-tunda mumpung Allah masih memberikan kesempatan . Jika ajal telah tiba maka kita tidak akan dapat berbuat apa-apa lagi yang tersisa hanyalah penyesalan belaka. Sebagai seorang muslim yang sejati hendaknya menyegerakan untuk melakukan amal sholeh karena soal umur kita tidak tahu selain itu juga untuk menjaga hati dan iman sebagai bentuk ketaatan kepada Allah Swt.
Diantara sekian banyak sahabat Nabi yang tidak suka menunda-nunda amal sholeh yang hendak dikerjakanya adalah Muada bin Jabal. Ini tercermin dari ungkapanya ketika ditanya oleh Rasul tentang bagaimana keadaanya pada suatu pagi. Muadz menjawab: 
”Ya Rasul, saya pagi ini betul-betul merasa jadi orang yang beriman karena saya tidak yakin apa nanti sore saya masih hidup atau tidak,dan nanti sorepun saya tidak yakin apakah besok pagi saya masih hidup atau tidak, bahkan langkah saya yang pertama tidak saya yakini bisa dilanjutkan kelangkah yang kedua.”
Dengan sikap seperti itulah, seorang muslim akan selalu terbayang-bayang pada kematian yang membuat dia tidak berani menunda-nunda amal sholenya. Rasululloh bersabda :
”Segeralah melakukan amal sholeh, sebab akan terjadi fitnah besar bagai gelap malam yang gulita. Ketika itu seseorang pada pagi hari mu’min, tiba-tiba pada sore hari berbalik kafir, menukar agama karena sedikit keuntungan duniawi yang sederhana .” (HR. Muslim)
Disamping itu, setiap manusia pasti mati, sementara saat kematian itu seorang muslim dituntut berada dalam keadaan tunduk dan patuh kepada Alloh Swt, maka karena kematian selalu mengintai 24 jam setiap harinya maka seorang muslim tidak akan menunda-nunda amal sholeh yang hendak dikerjakanya, karena memang dia tidak tahu kapan akan meninggal dunia. Dan bagi seorang muslim yang terpenting adalah bukan apan dia meninggal dunia, tetapi dalam keadaan bagaimana dia meninggal dunia, dalam keadaan tunduk atau dalam keadaan durhaka kepada Allah Swt.
Dengan demikian menjadi jelas bagi kita bahwa iman memang tidak cukup hanya sekedar pangakuan, tetapi iman itu harus dibuktikan dengan amal sholeh yang sebanyak-banyaknya. Dengan iman dan amal sholeh itu seorang muslin akan mencapai kebahagiaan hidup yang hakiki, di dunia maupun di akherat.
Demikian apa yang bisa saya sampaikan semoga bisa menjadikan pelajaran buat kita semua dan kita bisa memetik hikmahnya dan kita mampu mengerjakanya amalan sholeh seperti apa yang telah Rosull contohkan biar diterima Allah yang akhirnya kita mendapatkan ridlo dari Alloh Swt.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

TUJUH SUNAH HARIAN RASUL SAW


Rasulullah SAW bersabda: Marhaban bil Muthohhir” (selamat datang bulan pembersih), dan beliau mengulang ungkapan tersebut sebanyak tiga kali. Ketika itu para sahabat bertanya: Siapa yang engkau maksud dengan bulan pembersih itu ya Rasulullah…? Lalu Rasul menjawab: “Bulan pembersih itu adalah bulan Ramadhan, Dia (Ramadhan) mampu membersihkan diri dari segala bentuk dosa – dosa dan maksiat”. ( Al Hadist )

Ir. Conrad Hendrarto, MSc
Tanpa terasa satu tahun telah berlalu, alhamdulillah beberapa hari lagi kita akan berjumpa syahrul Ramadhan, bulan penuh magrifah, penuh barokah, bulan mulia. Sering timbul pertanyaan dibenak ini: “ngapaian aja ya gue selama puasa?, enakkan tidur, kan tidur selama puasa katanye ibadah!!, bangun-bangun ehh udahan magrib, sedap ..... kolak udah nungguin, yaa too . . . ”.
Masya Allah, kalau gitu terus seumur-umur, kapan kita dapat maghfiroh dan barokah Allah. Yang didapet sih pasti laper dan haus, ditanggung 100%. Masih untung kalau umur panjang, tahun depan ketemu lagi, untung-untung udah insap, dapat dah tuh magfiroh ama barokah. Lah kalau belum ketemu udah duut ....  dicabut dah tuh nyawa ama Yang Punya Jiwa ini, innalillahi, bukan magfirah tapi bencana, mulai dari siksa sakaratul maut, nyambung lagi siksa kubur, diterusin digebukin Malaekat lantaran kagak bisa jawab pertanyaannya, belum lagi ntar dihisab Nya. Astagfirullah, . . . .  ya Allah ampunilah hamba-hambaMu ini . . . . . .   
Untuk itu, mari kita optimalkan bulan penuh makna ini dengan amalan-amalan yang disunahkan Rasulullah. Tanpa bermaksud membatasi sunah-sunah Nabi Muhammad SAW yang lain, mari kita laksanakan amalan sederhana yang biasa Rasulullah lakukan setiap hari sebagaimana telah dijadikan ikon oleh Ustadz Muhammad Arifin Ilham dalam Majelis Ilmu Az Zikra. Bila kita lakukan selama satu bulan, insya Allah kebiasan ini akan terus menyatu melebur dalam kehidupan kita, sulit dipisahkan dan tidak akan ditinggalkan. Terus istiqomah dilaksanakan sampai Allah memanggil kita dalam Khusnul Khatimah.  Amin ya Raball alamin ....
Apakah tujuh sunah harian yang sedemikian menjanjikan itu? Ternyata tujuh sunnah tersebut sudah kita kenal sebelumnya yaitu:
1.     Sholat Tahajud
2.     Tadabur Al Qur’an
3.     Shalat Berjamaah di Mesjid (terutama Subuh dan Isya bagi ikhwan)
4.     Shalat Dhuha
5.     Memperbanyak Sedeqah
6.     Menjaga Wudhu
7.     Berzikir setiap Saat
Mari kita pelajari secara ringkas satu persatu sebagai berikut:
1.    SHOLAT TAHAJUD
QS Al Isr’a (17:79) Dan dari sebagian malam hendaklah engkau bangun (tahajud), sebagai amalan tambahan untukmu. Semoga Tuhanmu mengangkat (derajatmu) ke tempat yg terpuji.
Shalat yang paling Utama setelah shalat 5 waktu adalah Qiyamul Lail (HR Muslim).
Hadist Qudsi dari Ibnu Arabi: Ketika Allah turun ke langit dunia pada 1/3 malam, Allah SWT bersabda: “Sungguh berdusta orang yang menyatakan mencintaiKu, sementara ia tidur lelap dan lalai kepadaKu. Bukankah setiap kekasih ingin berkhalawat dengan kekasihnya? Akulah yang mendatangi kekasihKu dikelopak mata mereka. Mereka berbicara denganKu dalam musyahadah, dan bercakap-cakap denganKu dengan khusyuk. Di hari kemudian, Aku tetapkan mereka pada surga-surgaKu”
2.    Tadabur Al Qur’an
Al Qur’an adalah kitabullah yang berisi sejarah umat sebelum kamu, berita umat sesudahmu, kitab yang memutuskan urusan-urusan diantara kamu, yg nilainya bersifat pasti dan absolut. Siapa saja orang durhaka yg meninggalkannya pasti Allah akan memusuhinya. Siapa yg mencari petunjuk selain al Qur’an, pasti akan tersesat. Al Qur’an adalah tali Allah yg sangat kuat, peringatan yg bijaksana dan jalan yg lurus (HR Tirmidzi). Bahkan kalau bisa sambil menangis, sebagaimana wahyu Allah dalam QS Maryam 19:58: Dan apabila dibacakan ayat-ayat Allah Yang Maha Pemurah kepada mereka, mereka menyungkur, bersujud dan menangis.
rumah yg di dalamnya dibacakan al Qur’an akan terlihat penduduk langit sebagaimana penduduk bumi melihat gemerlap bintang-gemintang di langit (HR Baihaqi)
Sedangkan bagi orang yg malas membaca al Qur’an, Nabi SAW memperingatkan: ”Sungguh,orang yg dalam hatinya tidak terdapat sesuatu pun dari al Qur’an, bagaikan rumah syaitan yg menyeramkan (HR Tirmidzi).
3.    Shalat Berjamaah di Mesjid (terutama Subuh dan Isya)
Sungguh, shalat yang paling berat bagi orang munafik adalah shalat Isya dan Subuh. Sekiranya mereka mengetahui apa yg terkandung di dalamnya, mereka pasti mendatangi keduanya sekalipun dengan merangkak (HR Bukhari-Muslim)
Kemudian naiklah para Malaikat yg menyertaimu pada malam harinya, lalu Rabb mereka yg sebenarnya Maha Tahu bertanya kepada mereka, Bagaimana hamba-hambaKu ketika kalian tinggalkan?” Mereka menjawab,”Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sholat dan kami jumpai mereka dalam keadaan sholat juga” (HR Bukhari).
Dua rakaat sebelum (qabliyah) subuh lebih baik dari dunia dan seisinya (HR Muslim)
Shalat subuh menjadi penerang pada hari kiamat, sebagaimana sabda Nabi SAW, ”Berilah kabar gembira bagi orang-orang yg berjalan dikegelapan menuju Mesjid untuk mengerjakan sholat subuh, dengan cahaya yg terang benderang” (HR Abu Dawud, Tirmidzi dan Ibnu Majah).
4.    Shalat Dhuha
Nabi mencontohkan bilangan rakaat sholat dhuha 2 s.d 12 rakaat. Sholat dhuha bukan hanya semata meminta harta, namun merupakan sholatnya orang-orang yang senantiasa kembali kepada Allah (HR Thabrani).
HR Abu Ya’la, Nabi menegaskan”Siapa yang berdiri melaksanakan sholat dhuha, maka diampunilah segala dosanya. Dia kembali bersih dari segala dosa seperti dilahirkan ibunya.
Keutamaan jumlah rakaat dalam sholat Dhuha (HR Tabrani & Abu Dawud):
Siapa yg mengerjakan 2 rakaat, dia tidak akan dicatat dalam kelompok orang-orang yg lupa, yg mengerjakan 4 rakaat akan Allah catat dalam kelompok ahli ibadah, yg mengerjakan 6 rakaat maka segala kebutuhannya hari itu dicukupkan Allah, yg mengerjakan 8 rakaat, maka Allah akan memasukkannya kedalam golongan yg tunduk dan menghabiskan seluruh waktunya untuk beribadah. Bagi yg mengerjakan sholat dhuha 12 rakaat, maka Allah akan membangunkannya sebuah istana yg indah di dalam syurga.
5.    Memperbanyak Sedeqah
QS Ali Imran 3:133-134: Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada syurga yg luasnya seluas langit dan bumi, yg disediakan bagi orang-orang yg bertaqwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan hartanya diwaktu lapang dan sempit, dan orang-orang yg menahan amarahnya dan memaafkan kesalahan orang. Allah menyukai orang-orang yg berbuat baik.
Balasan Allah bagi umat yang gemar bersedekah:
QS al Baqarah 2:261: Perbandingan (balasan atau pahala) bagi orang-orang yg membelanjakan hartanya di jalan Allah seperti 1 biji yg menumbuhkan 7 cabang, disetiap cabang menjuntai 100 buah, dan Allah akan menggandakan pahala kepada siapa yg Dia kehendaki, dan Allah itu maha luas (pemberianNya) lagi sangat mengetahui.
6.    Menjaga Wudhu
Kesucian lahir ditandai dengan berwudhu yg akan mengantarkan manusia kejenjang kesucian yg lebih tinggi, dan untuk berkomunikasi dengan Allah secara vertikal, harus dalam keadaan berwudhu.
Wudhu merupakan tangga pertama untuk melakukan pengembaraan spiritual menggapai kenikmatan melalui sholat, zikir, membaca al Qur’an dsb
Kesucian adalah dasar dalam kehidupan seorang muslim. Allah SWT memuji orang yg suci lahir dan bathin dlm firmanNya:”Sungguh Allah menyukai orang-orang yang bertobat dan menyucikan diri (QS Al Baqarah 2:222).
7.    Berzikir setiap Saat
Berzikir adalah mengingat dan menyebut Asma Allah.
Laki-laki dan perempuan yang banyak menyebut Allah, maka Allah akan menyediakan ampunan dan pahala yg besar bagi mereka (QS Al Ahzab 33:35)
Zikir dapat dilakukan dengan lisan dan dengan hati “ Mereka yg mengingat Allah diwaktu berdiri, duduk dan berbaring ..... (QS Ali Imran 3:191);
Zikir menjadikan hati tentram:” yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah maka hati jadi tentram (QS Ar Ra’d 13:28)
Bila ingin lebih detail lagi, tentunya kita perlu bertanya dan belajar lebih lanjut. Amal harus disertai ilmu terlebih dahulu, sebagaimana ucapan khalifah Umar bin  Abdul-Aziz: “Barangsiapa  melakukan  suatu  pekerjaan tanpa ilmu pengetahuan tentang itu maka apa yang dia rusak  lebih  banyak daripada apa yang dia perbaiki". Salah-salah amal ibadah yang kita kerjakan bukan sunah Rasul, akan tetapi bid’ah, sedangkan perbuatan bid’ah adalah dosa. Untuk itu antum yang berminat untuk belajar dan menggali lebih dalam, bisa hadir dalam majelis ilmu Az Zikra di Mampang Indah II Depok atau Bukit Sentul Az Zikra dan bertanya langsung ke para Murabi di sana, khususnya pada Ust. M. Arifin Ilham.
Marilah kita sambut bulan Ramadhan yang penuh harap akan maghfiroh Allah SWT. Kita isi Ramadhan dengan amalan ibadah sebagaimana dicontohkan Rasul SAW dengan penuh kesungguhan dilandasi keimanan yang teguh, keikhlasan dalam pengabdian, penuh harap akan diterimanya seluruh amal ibadah, semoga kita mendapat Ridho dari Allah SWT. Amiin ...

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

Kewajiban Menuntut Ilmu dan Mengamalkannya

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah!Marilah kita semua bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dan pelajarilah hukum-hukum syariat-Nya dgn menuntut ilmu yg bermanfaat. Sesungguhnya ilmu adl cahaya dan petunjuk sedangkan kebodohan adl kegelapan dan kesesatan. Pelajarilah apa yg telah Allah turunkan kepada rasul-Nya yaitu Alquran. Belajarlah dari para ulama krn ulama sesungguhnya adl pewaris para nabi. Sedangkan para nabi tidak mewariskan harta benda dinar ataupun dirham. Mereka hanya mewariskan ilmu maka barangsiapa yg berpegangan kepadanya berarti ia telah mendapatkan bagian yg banyak dari warisan mereka. Tuntutlah ilmu krn ia merupakan kemuliaan di dunia dan akhirat dan pahala yg terus-menerus sampai hari kiamat. Allah Ta’ala berfirman dalam surah Al-Mujaadalah ayat 11yang artinya “Niscaya Allah akan meninggikan derajat orang-orang yg beriman di antara kamu dan orang-orang yg diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yg kamu kerjakan.” Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam pun mengatakan bahwa salah satu dari amalan yg tidak akan putus pahalanya dari seorang muslim yg telah meninggal sekalipun adl ilmu yg bermanfaat. Kaum Muslimin rahimakumullah!Lihatlah peninggalan para ulama yg tak terhingga sampai saat ini masih ada di hadapan kita sepanjang bulan sepanjang tahun. Peninggalan mereka dipuji jalan mereka dituruti nama mereka ditinggikan dan usaha mereka disyukuri. Jika mereka disebut dalam majlis-majlis orang-orang berdoa dan mengharapkan rahmat Allah utk mereka. Jika disebutkan amal kebajikan dan adab yg tinggi maka ketahuilah merekalah panutan manusia dalam hal itu. Islam tidak membiarkan umatnya dalam kebodohan apa pun bentuknya. Islam justru menuntut umatnya utk menjadi umat yg melandaskan segala pikiran perbuatan dan tindak tanduknya di muka bumi ini dgn ilmu. Jadi adl hal yg tak terbantahkan kewajibannya menuntut ilmu bagi seorang muslim. Orang yg berbuat tanpa ilmu pasti tersesat dan bahkan bisa menyesatkan. Tidaklah mungkin akan sama antara orang yg berilmu dgn orang yg tidak berilmu. Tidak mungkin sama orang yg berjalan digelapan dgn cahaya di tangannya sebagai penerang jalan dgn orang yg berjalan di kegelapan tanpa cahaya menerangi jalannya. Renungkanlah sejenak firman Allah berikut yg artinya “Dan apakah orang yg telah mati kemudian dia Kami hidupkan dan Kami berikan kepadanya cahaya yg terang dengannya ia dapat berjalan di tengah-tengah manusia serupa dgn orang yg berada dalam gelap gulita dan sama sekali tidak dapat keluar darinya?Demikianlah orang-orang kafir itu dijadikan memandang baik apa yg telah mereka kerjakan.”Kebodohan akan membuat orang yg memilikinya memandang baik segala yg diperbuatnya. Itu krn ia tidak memiliki ilmu yg dapat membedakan baik dan buruknya sesuatu. Kebodohan hanya akan menghantarkan pemiliknya kepada jurang kehancuran dan kehinaan. Menyadari kebodohan adl suatu keberuntungan. Tidak menyadari kebodohan adl suatu kebodohan di atas kebodohan. Kaum Muslimin rahimakumullah.Kemunduran kita -kaum muslimin- dalam segala bidang saat ini tidak lain merupakan akibat dari kebodohan dan keengganan kita menuntut ilmu atau sudah menuntut ilmu namun jauh dari mengamalkannya. Kadang kita tahu yg baik namun kita berbuat sebaliknya. Kita tahu yg buruk namun kita enggan meninggalkannya. Kita sudah berkubang lumpur namun tidak mau membersihkannya. Masihkan kita tidak menyadari betapa kita saat ini hanya menjadi korban permainan musuh-musuh kita hanya krn kita bodoh? Sudah saatnya tiap kita merenung dan introspeksi diri kemudian bangkit memperbaiki kesalahan dan saling bahu membahu dalam ketakwaan dan kebajikan. Saatnya musuh kita menyadari bahwa singa telah bangun; bahwa kita tidak lemah. Itu dapat kita lakukan dgn menjadi umat yg berilmu dan mengamalkannya. Kaum Muslimin rahimakumullah.Ketahuilah bahwa ilmu tidak didapat dgn berkhayal dan berangan-angan tapi dgn perjuangan dan kesungguhan serta pengorbanan. Namun hasil yg akan didapatkan pasti lbh manis dari yg dibayangkan. Maka janganlah putus harapan teruskan perjuangan dan tawakkallah kepada Allah semata kepada-Nyalah minta pertolongan. Allah adl sebaik-baik Penolong bagi kita. Al-Islam - Pusat Informasi dan Komunikasi Islam Indonesia

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS